Foto
udara selalu dibuat stereopair sehingga akan nampak 3 dimensi. Stereoskopis
adalah pengamatan udara yang bertampalan atau tampilan perspektif lainnya
dengan tujuan untuk memperoleh kenampakan 3 dimensi. Untuk menghasilkan
pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu menghasilkan
pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan. Alat tersebut dinamakan
stereoskop.
Menurut
Karmono (1984), bentuklahan didefinisikan sebagai kenampakan medan yang
dibentuk oleh proses-proses alami, yang mempunyai komposisi tertentu dan julat
karakteristik fisikan dan visual. Dalam Dibyosaputro, 1998 : 32-104 disebutkan
klasifikasi bentuklahan sebagai berikut :
1) Bentuklahan
denudasional
2) Bentuklahan
struktural
3) Bentuklahan
vulkanik
4) Bentuklahan
fluvial
5) Bentuklahan
marine
6) Bentuklahan
solusional
7) Bentuklahan
glasial
8) Bentuklahan
aeolin
Pada
foto udara, objek yang ada tergambarkan secara lengkap termasuk konfigurasi
permukaan bumi. Dengan demikian foto udara dapat digunakan untuk mengenali
bentuklahan. Menurut Verstappen (1977) kriteria untuk mengidentifikasi satuan
bentuklahan adalah :
a. Kriteria
relief : berhubungan dengan bentuk-bentuk permukaan bumi baik bentuk datar
ataupun bergelombang.
b. Kriteria
density : tingkatan rona pada foto udara pankromatik atau tingkatan warna pada
foto udara infra merah berwarna dinamakan dengan density. Pada foto udara dapat
diperoleh karakteristik rona dari berbagai kenampakan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pengenlalan objek pada citra.
c. Kriteria
lokasi : lokasi dimana bentuklahan terbentuk merupakan bagian dalam
identifikasi bentuklahan melalui foto udara, karena bentuklahan tertentu hanya
akan dapat terbentuk pada lokasi tertentu pula.
DAFTAR PUSTAKA
Karmono,
M. 1980. Inventarisasi Sumberdaya Lahan
di Daerah Aliran Sungai Serayu Dengan Tinjauan Secara Geomorfologi.
Disertasi. Universitas Gadjah Mada
Verstappen, H.
1977. Remote Sensing in Geomorphology.
Enschede : ITC
No comments:
Post a Comment