Sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air
yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi
unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia,
sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Damanhuri, 1989).
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan,
katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi
pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan
industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah
fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem
distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari
instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah
menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap
memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan
perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian
air setiap waktu.
Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem,
yaitu :
1.
Continuous
system
Dalam
sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24
jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air
bersih dari jaringan pipa distribusi di
posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya
pemakaian air akan cenderung akan lebih
boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar
jumlahnya.
2.
Intermitten
system
Dalam
sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan
perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air
untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai
dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari
dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
PUSTAKA
Damanhuri, E. 1989. Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan Pengoperasian Sistem Jaringan
Distribusi Air Minum. Bandung : Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITB.
trimakasih, mari bertukar fikiran :)
ReplyDelete