Sabtu dini hari (30 oktober 2010) pukul 00.40 WIB terjadi kembali letusan eksplosif merapi yang menimbukan kembali terjadinya mengepulnya awan panas disertai dengan hujan abu. Awan panas (300°C-500°C) ini dikabarkan menuju arah barat dari merapi dengan radius tidak kurang dari 7 km dan radius hujan abu sampai hujan pasir (diameter 0,5 mm) mencapai 20 km. Dr. Surono ( Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ) menyatakan bahwa potensi letusan merapi ini lebih besar daripada letusan pada tahun 1997, 2001, dan 2006. Di Jalan Kaliurang, Kec.Pakem sendiri yang beradius sekitar 30 km dari merapi dirasakan adanya hujan pasir dan para warga setempat sesegera menuju ke kota Yogyakarta. Dengan ini Dr.Surono menghimbau untuk tidak mendekat pada radius 10 km dari merapi bagi warga masyarakat sekitar.
Dentuman dari merapi yang diakibatkan adanya sambaran petir yang menyambar awan panas ini terdengar 10 kali dan 2 kali terdengar hingga Kota Yogyakarta. Awan panas muncul sekitar jam 00.16 WIB selama 21 menit, yang selanjutnya diikuti dengan hujan abu bahkan hujan pasir berdiameter 0,5 mm. Awan panas ini diprediksi menuju ke arah Kali Gendol. Walaupun abu vulkanik ini bersifat tidak mematikan, tapi mengandung asam sulfat/belerang yang dapat mengganggu pernafasan. Hujan pasirnya pun dirasakan sampai Kota Baru, Yogyakarta. Salah satu ahli di BPPTK mengatakan bahwa belum pernah ada hujan pasir hingga ke wilayah Sleman. Ia juga mengatakan bahwa eksplosif pada dini hari ini lebih besar dari eksplosif pada tanggal 26 Oktober kemarin.
Pada pukul 03.00 WIB melalui pengamatan Seismograf di kantor BPPTK Yogyakarta terlihat bahwa kondisi merapi sudah mulai stabil. Salah satunya pos pengamatan Klatakan (Barat) terlihat grafik Seismograf telah menggambarkan grafik yang sudah mulai stabil normal.
Sumber : Breaking News TVOne dan Metro TV
No comments:
Post a Comment